RUMAH MISTERIUS(13-15)
Sohwa:Ah, dimana ini?
Lani:Kita ada di masa lalu Raline Fatim:Eh, masa lalu Raline? Muntaz:Maksudnya apa sih, kak? Ricis:Waktu Raline di jodohin sama ortu nya ya?
Sohwa:Bukan itu, cis😒
Ricis:Eh, terus apa?
Lani:Kita bakal cari tahu kenapa Raline culik anak anak itu
Muntaz:Lima anak itu, ya?
Lani:Iya
Fatim:Eh, itu Raline
Sohwa:Laki laki berseragam yang ada didekat Raline itu pasti polisi
Muntaz:Laki laki berbaju biru itu pasti saudaranya
Ricis:Ayo kita dekati
Di depan rumah, Raline tampak bersitegang dengan dua polisi. Raline berbicara dengan nada tinggi dan terburu buru. Ia tampak panik sekali. Mulutnya berkali kali menyebut 'Ardi' dan 'Diah'. Polisi yang berada di depan Raline tak mampu berbicara apa apa.
Polisi #1:Maaf bu, tapi kami tidak bisa mencarinya
Polisi #2:Apa ibu yakin kalau ada yang masuk ke dalam rumah tadi malam? Raline:Saya yakin sekali! Saya ingat kalau saya diberi obat bius dan saya kemudian pingsan! Saya yakin kalau anak anak saya masih hidup! Coba cari sekali lagi...
Polisi #1:Bu, rumah yang ibu laporkan telah kami datangi tadi dan sudah kosong, tidak ada apa apa disana, bu Polisi #2:Jika anak anak ibu di bunuh, mungkin jasadnya dikubur disini, boleh kami cari disini?
Raline:Tidak! Kalian bohong! Mana mungkin disana tidak ada apa apa! Anak anak saya pasti diculik dan dibunuh d rumah itu! Saya yakin!
Polisi #2:Maaf bu, kami permisi dulu Raline:Kalian jahat! Baiklah, akan saya cari mereka sampai dapat! Jika anak anak saya ada di rumah itu, kalian akan saya tuntut ke pengadilan!
Polisi itu berlalu. Raline meracau seperti orang gila. Saudara Raline menenangkan nya. Tapi ternyata, usaha nya tidak berhasil. Raline langsung berlari ke arah rumah yang telah diperiksa polisi tadi.
RUMAH MISTERIUS (PART 14)
Raline langsung berlari ke arah rumah yang telah di periksa polisi tadi. Ia menghancurkan benda benda yang menghalangi dirinya. Dia mencari kesemua sudut, tapi dua anak yang dicarinya itu tak kunjung ketemu. Ia menatap kosong ruangan rumah itu. Dia berlalu dari rumah itu dengan tangan kosong.
Muntaz:Sekarang dia mau kemana? Ricis:Mau pulang kali
Lani:Ayo, kita ikutin
Sohwa:Ikutin dia? Lani:Iya, yuk
Mereka mengikuti Raline sampai ke rumahnya. Di rumahnya, Raline meneriaki sudaranya. Dia mengatakan tentang 'penjualan rumah'.
Raline:Pokoknya apa pun yang terjadi padaku, jual rumah ini!
Saudara R:Baik
Sohwa:Rumahnya mau di jual? Fatim:Anaknya gimana dong? Muntaz:Trus kenapa dia gentayangan di rumah kita?
Ricis:Eh, si Raline mau ngapain tuh? Pake bawa tambang segala
Lani:Jangan jangan dia mau bunuh diri Fatim:Eh, yuk kita liat
RUMAH MISTERIUS(PART 15)
Raline mengikat tambang di pohon. Dia memanjat tangga dengan wajah seprti tak ada harapan. Dia mengalungkan tambang itu di lehernya. Mulutnya bergerak seperti mengatakan sesuatu yang tak terdengar. Tangannya memegang pisau yang sangat tajam. Sedetik kemudian, dia menghunuskan pisau itu tepat di perutnya. Darah mengalir ke bawah. Dengan segenap tenaga yang masih tersisa, dia menendang tangga itu sampai jatuh. Raline meringis menahan sakit. Darah sudah mulai membasahi bajunya. Dia menghirup udara untuk yang terakhir kalinya. Tubuhnya menjadi kaku. Darah tak kunjung berhenti mengalir.
Lani:Dia bunuh diri
Sohwa:Sadis banget
Ricis:Anak anak nya gimana?
Lani:Yang aku tau, anak anaknya sih, dia bunuh
Muntaz:Lho?
Fatim:Maksudnya gimana sih?
Lani:Jadi malam itu, dia tidur sambil berjalan, anak anaknya dia bawa ke belakang, terus dia bunuh
Ricis:Et dah, bilang kek dari tadi Sohwa:Trus, kenapa dia gentayangan di rumah kami?
Lani:Ini rumah kalian, Raline tinggal disini, seperti yang kalian tahu, dia menjual rumah ini, sebelum meninggal tadi, dia sempat berjanji bakal nyulik anak anak yang tinggal di rumah ini, sebenarnya, hampir saja Fateh, Fatim, dan Muntaz di culik
Ricis:Ihhhh.... Ngeriiiii
Muntaz:Trus gimana caranya kita nyelamatin Qahtan dan Saleha? Lani:..........
Apa yang akan dikatakan Lani ya?
Tunggu next part nya!