Who Is TIKTOK
GENERATIONS Here??
Bagaikan
langit di sore hari
Berwarna
biru, sebiru hatiku
Menanti
kabar yang aku tunggu
Peluk dan cium
hangatnya untukku
Aisha melirik
Kiara yang tengah memutar sebuah video.
Cekikikan sendiri mendengarkan lagu yang
menjadi back sound di video tersebut.
"Apaan, sih, tuh, Ki?"
tanya Alyssa penasaran.
"Ini, Lys, video
Tik Tok temen SMP aku. Sekarang dia
jadi TikTokers terkenal, lho. Penghasilannya banyak
banget," jelas Kiara.
"Tapi, dia, kan, muslimah.
Pakai hijab. Emangnya nggak malu? Nggak
bertabrakan dengan syariat?"
Kiara melirik Alyssa.
"Biarin aja, sih. Namanya juga pengen
menghibur."
"Ki, nonton yang
bermanfaat dikit napa, sih?" Aisha mencoba
menegur Kiara lembut.
"Elah, Sha. Cuma hiburan
aja, kok. Masa tiap hari nontonnya ceramah mulu?
Nggak seru, Sha!" protes Kiara.
"Jadi yang
kayak gitu seru? Seru ditonton, Ki. Nggak ada
faedahnya buat akhirat nanti. Tuh, lihat, masa
perempuan, yang seharusnya menjaga kemulian dan
malunya, joget-joget gitu?" Aisha tetap kekeuh
dengan pendapatnya.
"Betul, tuh, Sha!!"
Alyssa setuju dengan pendapat Aisha. Sementara
Kiara masih bingung. Ini
kan hanya tontonan....demikian maksud ekspresinya.
"Tapi, Sha, kan, yang
ngelakuin mereka bukan aku..." Kiara membela
diri. "Lagian, aku jenuh sama tugas-tugas sekolah.
Jadi cari hiburan."
"Kita boleh, kok,
cari hiburan. Namun usahakan, hiburannya itu
tetap membawa pada kebaikan dan mengingatkan
kita untuk menjauhi maksiat atau hal
hal yang tak berfaedah. Ingat, semua hal
yang ada di dunia ini akan
dipertanggung jawabkan di akhirat kelak, Ki..."
TIK TOK dan aplikasi sejenis itu
memang lagi populer akhir-akhir ini. Sebuah
aplikasi dengan special effect untuk membuat
sebuah video pendek. Video-video yang diunggah
itu akan dilihat oleh banyak orang dengan
status hiburan untuk publik.
Mulai dari
anak-anak sampai orang dewasa sekalipun nampak menyukai aplikasi tersebut. Memang, sih, kalau dilihat sekilas, nampak seru dan menghibur. Bisa terkenal. Tinggal bikin video, upload, trus yang nonton bisa jutaan orang. Menarik, ya?
Tapi, guys, nyadar, gak, sih, kalau
waktu kita yang
sehari 24 jam
ini, terlalu berharga, lho,
untuk dipakai menonton, apalagi membuat
video Tik Tok,
walau beberapa menit
saja. Gak ada manfaatnya.
(Kata netizen....)
Nggak, ah!
Kan, seru!
Seru! Banyak yang suka, kok!
Itu, sih, menurut loe!
Sotoy banget, sih, jadi manusia!
Hidup-hidup gue, kok, lo yang sewot?!
Alah, kamu
bilang gitu karena
gak pernah main
Tik Tok, kan???!!!!
Iya! Kalau udah main
pasti ketagihan!
Betul, betul, betul!
Wess, santuy,
buk, pak. Dengerin dulu baik-baik. Ada alasannya, kok, kenapa kita
sebaiknya tidak menghabiskan
waktu dengan bermain
di aplikasi tersebut. Cekidot, guys!!
1. MUSIC
Kayaknya normal, ya, kalau video Tik Tok menggunakan musik. Tujuannya adalah supaya videonya terlihat lebih menarik, kan, guys? Guys, musik itu diharamkan ya dalam islam. Sudah saya tuturkan dalam posting-an sebelumnya mengenai K-Pop. Nih, ayat Al-Qur'an-nya
1. MUSIC
Kayaknya normal, ya, kalau video Tik Tok menggunakan musik. Tujuannya adalah supaya videonya terlihat lebih menarik, kan, guys? Guys, musik itu diharamkan ya dalam islam. Sudah saya tuturkan dalam posting-an sebelumnya mengenai K-Pop. Nih, ayat Al-Qur'an-nya
"Dan diantara manusia ada orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokkan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan." (QS. Luqman/31:6)
Eitss, ada juga, kok, hadits-nya:
"Sungguh akan ada sebagian dari umatku yang menghalalkan zina, sutera, khamr (minuman keras), dan alat-alat musik." (HR. Bukhari No. 5590)
Dan.....
“Aku tidak melarang kalian menangis. Namun, yang aku larang adalah dua suara yang bodoh dan maksiat; suara di saat nyanyian hiburan/kesenangan, permainan dan lagu-lagu setan, serta suara ketika terjadi musibah, menampar wajah, merobek baju, dan jeritan setan.” (HR. Tirmidzi)
2. Hilangnya Rasa Malu
Setuju gak, sih, kalau video Tik Tok itu kebanyakan menggunakan jogetan atau tarian? Setuju gak, sih, kalau video Tik Tok itu mengundang narsistik yang berlebihan? Dan tahukah kalian apa yang terjadi kalau sudah begini ceritanya? Jawabannya hanya satu, friend. Hilangnya rasa malu.
Miris, ya, padahal Nabi Muhammad Saw. sudah bersabda:
"Setiap agama memiliki akhlak dan akhlak islam adalah malu."
(HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)
Memutus urat malu, demi membuat video untuk seru-seruan? Serius, tuh? Berarti jangankan malu sama manusia, bahkan sama Allah aja udah gak malu, kan, ya? Sama malaikat kanan-kiri nggak malu, kan, ya? Apalagi sama setan yang ketawa terpingkal-pingkal.
Apalagi perempuan. Perempuan itu harusnya menjaga kemuliaannya. Malu, tuh, ibarat mahkota yang amat indah bagi perempuan. Mahkota itu, kan, harusnya dijaga. Kalau nggak dijaga, bisa kotor, lecet, bahkan pecah. Dan kalau sudah begitu, mereka yang punya pasti sedih, kan, ya? Lah, ini? Malu itu mahkota. Hilang rasa malu berarti menghancurkan mahkota sendiri. Terus, mahkotanya hancur, dia nggak sedih atau menyesal. happy-happy aja.
3. Banyak Konten Yang Tidak Layak
Kebanyakan, tuh, hampir rata-rata pengguna Tik Tok itu dibawah umur 18 tahun, kan? Dan kebanyakannya, tuh, anak SD yang pemikiran dan pendirian mereka belum cukup stabil.
Ayo, angkat tangan kalau kalian yakin di Tik Tok nggak ada konten yang tidak layak bagi anak-anak! Ayo, angkat tangan kalau kalian yakin nggak ada konten yang bahkan nggak pantas buat dilihat mereka yang dibawah 18 tahun? Ada, gak? Nggak ada? Yakin, nih, nggak ada?
(Kata netizen)
Ada, sih.
Tapi, kan, bukan salah kami kalau anak-anak pada main juga.
Nah, betul, tuh! Yang salah orangtuanya!
Masa orangtuanya ngebiarin aja?
Oke, orangtuanya juga salah. Tapi, yang udah lebih dulu punya akun Tik Tok, juga salah, Kenapa? Hehehe...yang kalian hadapin itu anak-anak. Yang namany anak-anak itu suka meng-copy apa yang dia lihat dan dengar. Kalau remaja, yaaa....yang namanya remaja jaman now, kan, nggak mau ketinggalan tren.
Guys, kalian yang udah ngerti sama yang namanya benar atau salah, mulia sekali kalau kalian mau berhenti bermain hal-hal yang tidak bermanfaat seperti aplikasi ini. Semakin sedikit 'donatur' kemaksiatan, semakin sedikit yang tercemar.
4. Cyber Bullying
Video di unggah, lantas tiba-tiba muncul banyak komen. Dikira pujian, jadi hati berbunga-bunga. Pas dilihat, ternyata pada menghujat. Dan yang namanya anak-anak itu emosinya masih labil. Jadi denger kayak gitu, perkembangan psikologisnya pun jadi buruk. Terus? Akhirnya dia membalas komen-komen itu dengan yang serupa. Kata-kata kasar.
Padahal, kan, kalau mereka pikir video itu terlalu narsis atau berlebihan, ngomongnya bisa baik-baik. Nggak perlu menghina segala.
5. Waktu Terbuang
Disela-sela bermain Tik Tok itu, apakah waktu anda untuk sholat terlupakan? Disela-sela bermain Tik Tok itu, apakah waktu anda untuk mengaji terlupakan? Disela-sela bermain Tik Tok itu, apakah waktu anda untuk belajar terlupakan? Bagaimana dengan tanggung jawab? Waktu bersama keluarga?
Bagus kalo, nggak? Tapi kalo iya? Naudzubillah.....
Guys, alangkah indahnya kalau kita melupakan sejenak aplikasi-aplikasi pembawa kebodohan itu dan mulai mengerjakan hal yang bermanfaat. Ini akhir zaman, lho, friends. Masa di akhir zaman malah ngumpulin dosa? Rebutan pula, tuh....
Memang hidup-hidup kalian. Mungkin ada yang marah-marah diingetin kayak gini. Toh, kalau gue rugi, lho, mah, kagak rugi, katanya. Tapi memang sudah kewajiban kita sebagai manusia untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Lupakan sejenak yang kayak begituan. Budayakan fastabiqul khairat, berlomba-lomba dalah kebaikan. Semoga kita bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi (:.