REMAJA DAN VIRUS 'MERAH JAMBU'
Aisha menggigit bibir sendiri ketika buletin rohis edisi minggu ini. Kertas itu bertebaran dimana-mana. Hampir semua anak memegangnya dan tentu saja membaca. Tak sedikit pula yang menyebarkannya di media sosial.
"Edisi kali ini sukses besar!!" seru Mira yang sangat gembira melihat antusiasme para siswa pada buletin kali ini. Chika tersenyum mengiyakan.
"Thank you for Aisha, who wrote this bulletin yesterday. It's very fantastic!" ucap Chika yang seperti biasa mencoba berbahasa inggris, tak peduli apakah grammar-nya salah. Di hajar terus.
Aisha tersenyum. Menepis pertanyaan bagaimana bisa? dalam hatinya. Biarlah teman-temannya berbahagia karena ini. Tanpa Aisha sadari, seorang anak laki-laki melangkah ke arahnya.
"Congrats, Sha. Tulisan kamu luar biasa," ujar anak itu. Senyum Aisha redup seketika. Menyisakan pipi yang merah merona karena dipuji. Chika dan Mira sikut-sikutan melihat kejadian langka bin ajaib ini.
"Kamu mau jadi penulis tetap di buletin kita?" tanya anak itu lagi.
"Eh, memangnya gak ada yang mau nulis lagi, Fatih?" tanya Aisha sambil terus menundukkan kepalanya.
"Aku udah pantau respon siswa sama buletin kita. Mereka lebih tertarik sama tulisan kamu. Yang lain juga udah pada angkat tangan," kata Fatih. Aisha berpikir sejenak. Lantas mengangguk pelan.
"Oke, deh." Aisha menjawab.
"Alhamdulillah.....selamat mengerjakan tulisan lagi, ya. Keep spirit!!!!" ucap Fatih sambil berjalan meninggalkan Aisha yang membisu. Chika dan Mira berdeham iseng.
"Hati-hati, Sha. Setan ada dimana-mana," celetuk Mira. Aisha nyengir sambil menahan malu.
"Setan itu menjebak, ya? Apalagi kalau soal lawan jenis," sambung Chika.
Ya Rabb, apakah ini musibah? Atau malah anugerah bagi hamba-Mu yang tak bisa menjaga perasaan ini sejak kelas tujuh? Anugerah bagi hamba-Mu yang menanti sampai saat ini, ya Rabb??
Bucin mode on, batin Aisha. Dia beristighfar berkali-kali. Begitu senang mendapat kesempatan di dalam kesempitan sampai tak sadar kalau sudah digoda setan.
Menyukai lawan jenis adalah hal yang sangat normal bin wajar. Semua orang bisa terseret dalam virus ini. Terjebak dalam keadaan yang dimana kamu berpikir tentang dia, hatimu berbunga-bunga. Terjebak dalam keadaan yang dimana kamu melihat dia, senyum-senyum sendiri. Terjebak dalam keadaan yang dimana kamu mendengar nama dia disebut, pikiran kamu dibanjiri oleh dia.
Hayyoooo....siapa yang pernah terseret dalam virus 'merah jambu' ini???
Sayangnya, banyak orang yang begitu mudah terlena dengan virus 'merah jambu' ini. Sampai banyak dari mereka yang secara tidak sadar sudah melakukan zina.......
Apaan, sih? Tadi bahas suka-sukaan. Sekarang malah jadi zina!
Hei, nggak jarang kalau perasaan suka berujung pada zina. Jangan mikirin zina yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang belum halal. Zina itu macam-macam, Mbak! Ada banyak jenis zina yang dilakukan sebelum akhirnya sampai pada zina yang dijelaskan di atas.
Rasulullah Saw. bersabda....
1. Zina Ain (Zina Mata)
Yakni memandang lawan jenis dengan perasaan senang.
2. Zina Qolbi (Zina Hati)
Yakni memikirkan atau menghayalkan lawan jenis dengan perasaan senang.
3. Zina Lisan (Zina Ucapan)
Yakni membicarakan lawan jenis dengan perasaan senang.
4. Zina Yadin (Zina Tangan)
Yakni memegang tubuh lawan jenis dengan perasaan senang.
Masuk ke tahap ke empat, kita sudah semakin dekat dengan pacaran. Dan jika kita sudah berpacaran, sangat memungkinkan akan terjadinya perzinaan.
Friends, akan lebih baik kalau kita membentengi diri kita sendiri. Menyadari kalau Allah Maha Mengetahui akan isi hati dan pikiran kita. Tak guna saya menulis panjang kali lebar bagi alas tambah tinggi kalau tak ada kesadaran pada diri kita. Remaja-remaja tidak perlu menyibukkan dirinya dengan pacaran. Kewajiban mereka hanya beribadah pada Allah Swt., berbakti pada orangtua, dan belajar.
Cukuplah kita simpan perasaan itu dalam hati. Jangan diumbar pada orang lain. Biarlah Allah Swt. yang mengetahui, dan mungkin orangtua kalian. Agar perasaan tu mudah hilang dan tidak bertambah besar.
Allah menciptakan perasaan suka dengan alasan. Alasan yang baik tentu saja.
Masalah ini berhubungan dengan salah satu asma Allah Swt. yaitu "Al-Waduud" yang artinya "Yang Maha Cinta". Singkatnya, Allah memperbolehkan seluruh manusia jatuh cinta.
Kenapa jika kita membahas tentang cinta yang muncul hanya tentang lawan jenis? Masalah cinta tidak sesempit itu, Saudaraku. Ada beberapa hal yang lebih penting untuk kita cintai dibanding lawan jenis kita yang bukan siapa-siapa itu.
Kenapa kita harus mencintai lawan jenis di saat ada orangtua yang lebih penting darinya?
Kenapa kita harus mencintai lawan jenis di saat ada adik-kakak kita yang lebih penting darinya?
Kenapa kita harus mencintai lawan jenis di saat ada Allah yang lebih penting darinya?
Jawablah itu, Saudara-saudariku. Ada banyak hal yang rupanya tidak kita sadari. Dan semoga kita bisa move on menjadi lebih baik lagi.
(Sumber: suaraislam.id, www.berpendidikan.com, dan www.slideshare.net)
"Edisi kali ini sukses besar!!" seru Mira yang sangat gembira melihat antusiasme para siswa pada buletin kali ini. Chika tersenyum mengiyakan.
"Thank you for Aisha, who wrote this bulletin yesterday. It's very fantastic!" ucap Chika yang seperti biasa mencoba berbahasa inggris, tak peduli apakah grammar-nya salah. Di hajar terus.
Aisha tersenyum. Menepis pertanyaan bagaimana bisa? dalam hatinya. Biarlah teman-temannya berbahagia karena ini. Tanpa Aisha sadari, seorang anak laki-laki melangkah ke arahnya.
"Congrats, Sha. Tulisan kamu luar biasa," ujar anak itu. Senyum Aisha redup seketika. Menyisakan pipi yang merah merona karena dipuji. Chika dan Mira sikut-sikutan melihat kejadian langka bin ajaib ini.
"Kamu mau jadi penulis tetap di buletin kita?" tanya anak itu lagi.
"Eh, memangnya gak ada yang mau nulis lagi, Fatih?" tanya Aisha sambil terus menundukkan kepalanya.
"Aku udah pantau respon siswa sama buletin kita. Mereka lebih tertarik sama tulisan kamu. Yang lain juga udah pada angkat tangan," kata Fatih. Aisha berpikir sejenak. Lantas mengangguk pelan.
"Oke, deh." Aisha menjawab.
"Alhamdulillah.....selamat mengerjakan tulisan lagi, ya. Keep spirit!!!!" ucap Fatih sambil berjalan meninggalkan Aisha yang membisu. Chika dan Mira berdeham iseng.
"Hati-hati, Sha. Setan ada dimana-mana," celetuk Mira. Aisha nyengir sambil menahan malu.
"Setan itu menjebak, ya? Apalagi kalau soal lawan jenis," sambung Chika.
Ya Rabb, apakah ini musibah? Atau malah anugerah bagi hamba-Mu yang tak bisa menjaga perasaan ini sejak kelas tujuh? Anugerah bagi hamba-Mu yang menanti sampai saat ini, ya Rabb??
Bucin mode on, batin Aisha. Dia beristighfar berkali-kali. Begitu senang mendapat kesempatan di dalam kesempitan sampai tak sadar kalau sudah digoda setan.
Menyukai lawan jenis adalah hal yang sangat normal bin wajar. Semua orang bisa terseret dalam virus ini. Terjebak dalam keadaan yang dimana kamu berpikir tentang dia, hatimu berbunga-bunga. Terjebak dalam keadaan yang dimana kamu melihat dia, senyum-senyum sendiri. Terjebak dalam keadaan yang dimana kamu mendengar nama dia disebut, pikiran kamu dibanjiri oleh dia.
Hayyoooo....siapa yang pernah terseret dalam virus 'merah jambu' ini???
Sayangnya, banyak orang yang begitu mudah terlena dengan virus 'merah jambu' ini. Sampai banyak dari mereka yang secara tidak sadar sudah melakukan zina.......
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra/17:32)
Apaan, sih? Tadi bahas suka-sukaan. Sekarang malah jadi zina!
Hei, nggak jarang kalau perasaan suka berujung pada zina. Jangan mikirin zina yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang belum halal. Zina itu macam-macam, Mbak! Ada banyak jenis zina yang dilakukan sebelum akhirnya sampai pada zina yang dijelaskan di atas.
Rasulullah Saw. bersabda....
"Kedua mata itu (bisa) melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki itu (bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkarkan oleh kemaluan." (HR. Bukhari, Muslim dari Ibnu Abbas, dan Abu Hurairah)Dari hadis di atas, banyak orang menyimpulkan kalau jenis-jenis zina adalah sebagai berikut:
1. Zina Ain (Zina Mata)
Yakni memandang lawan jenis dengan perasaan senang.
2. Zina Qolbi (Zina Hati)
Yakni memikirkan atau menghayalkan lawan jenis dengan perasaan senang.
3. Zina Lisan (Zina Ucapan)
Yakni membicarakan lawan jenis dengan perasaan senang.
4. Zina Yadin (Zina Tangan)
Yakni memegang tubuh lawan jenis dengan perasaan senang.
Masuk ke tahap ke empat, kita sudah semakin dekat dengan pacaran. Dan jika kita sudah berpacaran, sangat memungkinkan akan terjadinya perzinaan.
Friends, akan lebih baik kalau kita membentengi diri kita sendiri. Menyadari kalau Allah Maha Mengetahui akan isi hati dan pikiran kita. Tak guna saya menulis panjang kali lebar bagi alas tambah tinggi kalau tak ada kesadaran pada diri kita. Remaja-remaja tidak perlu menyibukkan dirinya dengan pacaran. Kewajiban mereka hanya beribadah pada Allah Swt., berbakti pada orangtua, dan belajar.
Cukuplah kita simpan perasaan itu dalam hati. Jangan diumbar pada orang lain. Biarlah Allah Swt. yang mengetahui, dan mungkin orangtua kalian. Agar perasaan tu mudah hilang dan tidak bertambah besar.
Allah menciptakan perasaan suka dengan alasan. Alasan yang baik tentu saja.
Masalah ini berhubungan dengan salah satu asma Allah Swt. yaitu "Al-Waduud" yang artinya "Yang Maha Cinta". Singkatnya, Allah memperbolehkan seluruh manusia jatuh cinta.
Kenapa jika kita membahas tentang cinta yang muncul hanya tentang lawan jenis? Masalah cinta tidak sesempit itu, Saudaraku. Ada beberapa hal yang lebih penting untuk kita cintai dibanding lawan jenis kita yang bukan siapa-siapa itu.
Kenapa kita harus mencintai lawan jenis di saat ada orangtua yang lebih penting darinya?
Kenapa kita harus mencintai lawan jenis di saat ada adik-kakak kita yang lebih penting darinya?
Kenapa kita harus mencintai lawan jenis di saat ada Allah yang lebih penting darinya?
Jawablah itu, Saudara-saudariku. Ada banyak hal yang rupanya tidak kita sadari. Dan semoga kita bisa move on menjadi lebih baik lagi.
(Sumber: suaraislam.id, www.berpendidikan.com, dan www.slideshare.net)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar